
Lebih dari 30% pengunjung internasional ke Jepang pada bulan Desember 2024 mengkritik kepadatan, terutama di situs -situs populer. Sebuah survei oleh Japan Development Bank dan Japan Travel Foundation mendokumentasikan ketidakpuasan karena garis yang diperluas, area publik yang ramai, dan ketidaknyamanan yang mempengaruhi kemudahan perjalanan.
Meskipun bermanfaat secara finansial, masuknya wisatawan telah membuat infrastruktur yang tegang dan lingkungan alami. Beberapa pusat kota telah meningkatkan biaya penginapan dan masuk terbatas ke zona tertentu. Di Kyoto, wisatawan dilarang memasuki jalur sempit Gion untuk menjaga harmoni dan melindungi kebiasaan tradisional.
Menariknya, sekitar 63 persen pengunjung internasional menyatakan kemauan untuk membayar ekstra untuk keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan kenyamanan perjalanan.